Wednesday, 18 March 2015

INDUKAN LOVEBIRD SEMBUNYIKAN TELURNYA, INILAH BEBERAPA PENYEBABNYA

 INDUKAN LOVEBIRD SEMBUNYIKAN TELURNYA, INILAH BEBERAPA PENYEBABNYA


Jika mengalami sesuatu yang membuatnya tidak aman dan nyaman, induk lovebird cenderung melakukan tindakan yang di luar dugaan. Yang paling eksterem adalah membuang telur, bahkan membunuh anakan yang sedang dirawatnya. Tetapi ada satu hal lagi perilaku induk lovebird saat merasa tak nyaman, yaitu menyembunyikan telur-telurnya pada bahan sarang. Mengapa? Berikut ini beberapa penyebab induk lovebird sembunyikan telur-telurnya.





Ketika lovebird merasa aman dan nyaman di dalam kandang ternak maupuk gelodoknya, usaha penangkaran biasanya akan berjalan lancar. Tetapi ketika burung merasakan ada sesuatu yang mengganggunya, lovebird akan mengambil jalan pintas untuk menyelamatkan diri dan keluarganya, termasuk melakukan hal-hal yang cukup ekstrem seperti membuang telur, membuang anaknya, bahkan membunuh anaknya sendiri.
Dalam beberapa kasus, para penangkar kerap merasa ada satu atau beberapa butir telur yang hilang. Hal itu baru diketahui saat penangkar memeriksa gelodok dan melihat jumlah telurnya berkurang. Sebagian peternak mengganggap telur dimakan induknya maupun hewan predator.
Namun ada juga yang tidak seperti itu. Telur sebenarnya tidak hilang, melainkan disembunyikan induknya di bawah bahan sarang. Jadi, perlu dicek apakah telur benar-benar hilang atau hanya disembunyikan induk lovebird untuk menyelamatkan calon anaknya.
Umumnya, telur yang tersembunyi pada bahan sarang itu bisa disebabkan dua hal:
1.   Telur tidak sengaja tergeser oleh tubuh induk, sampai akhirnya tertimbun         oleh bahan sarang yang tebal.
2.   Telur memang sengaja disembunyikan induk karena beberapa alasan.

kasus pertama, hal itu biasanya terjadi akibat kotak sarang yang terlalu sempit, atau bahan sarang yang terlalu tebal di dalamnya.
Adapun induk lovebird sengaja menyembunyikan telurnya jika dipicu beberapa faktor berikut ini:

  • Induk merasa terganggu saat mengerami telur-telurnya. Hal ini biasanya terjadi ketika ia sering melihat dan / atau mendengar suara-suara berisik di sekitar kotak sarangnya, misalnya suara binatang seperti tikus, kucing. Merasa tak aman dan tak nyaman, induk akan mengamankan telur dengan cara menyembunyikannya.
  • Induk merasa tidak nyaman karena pemilik / perawat sering memeriksa dan membuka kotak sarang pada saat induk sedang mengambil pakan. Induk akan berusaha menyembunyikan telur-telurnya agar tidak diambil penangkar.
  • Induk merasa suasana di dalam kotak sarang terlalu lembab dan kurang hangat. Ketika induk meninggalkan sarang untuk mengambil pakan, dia untuk sementara menyembunyikan telurnya di balik bahan sarang agar tetap mendapat kehangatan.
  • Induk merasa ada telur yang kosong (infertil), ketika telur-telur lain yang muncul embryo. Ia lalu mengubur telur itu di balik bahan sarang. Biasanya, burung akan memakan telur dan sisanya akan disembunyikan di balik bahan sarang.
Kasus induk lovebird memakan telur juga bisa terjadi karena ia kekurangan mineral, terutama kalsium (Ca). Secara naluri, burung punya mekanisme tersendiri untuk mengatasi kekurangan nutrisi tertentu. Kulit/cangkang telur merupakan sumber kalsium, dan itulah yang akan dimakan induk lovebird.


Dari beberapa kasus di atas, hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Menjamin keamanan dan kenyamanan induk lovebird, terutama ketika sedang mengerami telurnya. Caranya, jangan terlalu sering membuka kotak sarang hanya untuk memeriksa apakah telur sudah menetas. Sebaiknya siapkan data mengenai kapan induk mulai mengeram, sehingga kita bisa memprediksi kapan telur akan menetas.
  • Sediakan mineral yang sangat dibutuhkan induk pada masa berkembang biak, terutama kalsium, baik menggunakan tumbukan tulang sotong yang dicampurkan dalam pakan bijian, atau memberikan suplemen seperti BirdMineral.
  • Periksa apakah telur infertil atau tidak dengan melakukan candling (peneropongan). Panduannya bisa dilihat dalam artikel: Mengintip telur dengan alat sederhana buatan sendiri.

TIPS CARA MENGATASI LOVEBIRD YANG SERING MELAKUKAN NGERUJI

TIPS CARA MENGATASI LOVEBIRD YANG SERING MELAKUKAN NGERUJI


Apabila mengalami kondisi tertentu, terutama birahinya memuncak dan tak tersalurkan, lovebird sehebat apapun sering menunjukkan perilaku ngeruji. Perilaku ini gampang diamati, karena lovebird lebih sering menempel pada dinding kandang atau jeruji sangkarnya. Burung malas bertengger pada tangkringan yang telah disediakan.

Perilaku ngeruji bisa muncul saat lomba, terutama ketika lovebird betina bertemu dengan musuhnya yang berbeda jenis kelamin. Ini terjadi karena burung mengalami over birahi saat menghadapi lawan jenisnya.

Bisa juga muncul di rumah, sehingga tidak mungkin dibawa ke lapangan. Sebab ketika dipaksa tampil di arena lomba, burung pasti akan ngeruji terus. Kendati lawan-lawannya rajin bunyi, bahkan ngekek panjang, lovebird yang ngeruji sulit membalasnya dengan bunyi sempurna seperti biasanya.


Kejadian ini bukan hanya dijumpai pada lovebird rumahan. Lovebird yang biasa dilombakan, bahkan pernah berprestasi pun, bisa mengalami hal seperti ini. Dampaknya lovebird yang ngeruji adalah tak mau atau jarang ngekek lagi, dan cenderung pasif. Aktifnya hanya terus bergerak di jeruji sangkar / dinding kandang.

Selama perilaku ini belum teratasi, maka lovebird suka merambat-rambat pada jeruji sangkar, sambil berputar-putar. Meski di dalam sangkar sudah ada tangkringan, burung jarang mau bertengger, dan lebih suka merambat pada jeruji sangkar. Kalau pun mau nangkring, frekuensinya relatif sedikit.




Jika lovebird (termasuk lovebird juara) mengalami perilaku seperti ini, jangan harap ia mau berbunyi, apalagi ngekek panjang. Selain itu, burung sulit lagi diturunkan di lapangan karena dipastikan tetap memiliki tabiat merambat pada jeruji sangkar.

Penyebab utama lovebird ngeruji adalah over birahi. Selama birahi belum tersalurkan atau kita tidak berusaha meredamnya, maka selama itu pula perilaku ngeruji tetap muncul.

Ada tiga jurus mengatasi dan meredam birahi berlebihan pada lovebird, yaitu meniadakan extra fooding (EF), mengawinkannya, dan mengubah tataletak tangkringan.

1. MENIADAKAN EXTRA FOODING
pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi lovebird yang sering ngeruji adalah meniadakan extra fooding (EF) untuk sementara waktu. Jadi, jangan berikan dulu EF seperti sawi, kangkung, kuaci (biji bunga matahari), maupun jagung muda.

  Burung cukup diberi pakan utamanya saja, yaitu millet putih, plus air minum. Dengan   cara demikian, lovebird hanya mendapat asupan nutrisi pokok saja.

Penurunan kadar protein akan membuat birahi burung secara berangsur-angsur menurun. Jika birahi sudah kembali ke level normal, maka lovebird pun akan mau bertengger lagi di tangkringan.
2. MENGAWINKAN LOVEBIRD

Langkah berikutnya untuk mengatasi lovebird yang over birahi dengan indikasi senang ngeruji adalah mengawinkannya dengan lawan jenisnya. Kalau lovebird yang bermasalah betina, maka carikan saja lovebird jantan dengan umur minimal 8 bulan.
Sebaliknya, jika yang bermasalah lovebird jantan, carikan lovebird jantan dengan umur minimal juga 8 bulan. Umur minimal dimaksudkan burung sudah mencapai dewasa kelamin, sehingga sudah birahi dan mau kawin.
Untuk memperbesar peluang burung mau kawin, sebaiknya menggunakan kandang     koloni. Di dalam kandang ini tersedia beberapa ekor burung jantan dan betina,         sehingga burung bisa memilih sendiri calon pasangan untuk dikawini.
Apabila sudah berpengalaman, Anda bisa menggunakan kandang soliter. Sebab memang tak mudah mengawinkan seekor lovebird jantan dan betina dalam kandang soliter atau model battery, lantaran burung tidak memiliki preferensi dalam memilih calon pasangannya.
Ketika dilepaskan dalam kandang koloni, maka lovebird bermasalah itu agar segera mendapat calon pasangan yang diinginkan, sehingga birahinya bisa tersalurkan. Kalau birahi sudah tersalurkan, maka lovebird bisa dikembalikan ke dalam sangkar, dan kemungkinan besar sudah tidak ngeruji kembali.


3. MENGUBAH TATALETAK TANGKRINGAN

Langkah ketiga adalah mengubah tataletak tangkringan di dalam sangkar. Dalam hal ini, tangkringan yang ada di tengah sangkar dipindah ke dekat dinding. Jadi letak tangkringan tidak di tengah-tengah, melainkan di pinggir dekat jeruji sangkar.

Jumlah tangkringan yang mepet dinding / jeruji sangkar bisa dibuat dalam jumlah banyak, misalnya 4 tangkringan, dengan posisi saling berhadapan antara tangkringan yang satu dan tangkringan lainnya.
Dengan mengubah posisi tangkringan di dekat jeruji seperti itu, lovebird sesekali akan nangkring juga karena jaraknya sangat dekat dengan jeruji.
Karena sering hinggap, lovebird akhirnya merasa lebih nyaman juga hinggap di tangkringan, sembari membiasakannya. Jika sudah demikian, lovebird mau berbunyi lagi dan siap bertarung dalam lomba.
Itulah tiga jurus mengatasi lovebird yang sering ngeruji. Agar lebih efektif, lebih baik ketiga jurus ini dilakukan secara bersama.




CARA MENJODOHKAN LOVEBIRD DENGAN GAMPANG

CARA MENJODOHKAN LOVEBIRD DENGAN GAMPANG

Satu tahapan penting dalam penangkaran burung paruh bengkok, khususnya lovebird, adalah perjodohan. Kita harus cermat melihat apakah burung benar-benar berjodoh, dan bukan sekadar berpasangan. Lho, bukankah burung yang sudah berpasangan pasti berjodoh? Pada penangkaran lovebird, keduanya tak selalu sama. Meski beberapa perilakunya terlihat sama, terkadang dua ekor burung yang berpasangan berasal dari jenis kelamin yang sama.


Kasus ini sering dialami penangkar lovebird, khususnya pemula. Sekian lama menunggu, dua induk yang sudah berpasangan cukup lama, sering bercumbu, namun tak kunjung bertelur. Rupanya, kedua induk berjenis kelamin jantan.

Terkadang ada juga yang girang, karena induk sudah bertelur, bahkan jumlahnya sangat banyak, bahkan sampai 10 butir misalnya. Ia mengira indukan sangat produktif, tetapi saat ditetaskan tak pernah menetas.

Rupanya, dia tak sadar kalau kedua induk berjenis kelamin betina. Artinya jumlah telur yang banyak sebenarnya berasal dari dua induk. Pantas tidak pernah menetas, karena telur jelas tidak dibuahi sel sperma (spermatozoa) burung jantan.

Melihat kasus-kasus tesebut, penting bagi seorang breeder untuk mengetahui apakah kedua induk benar-benar sudah berjodoh. Salah satu tips agar kita tidak tertipu tingkah mereka yang terlihat seperti berjodoh, padahal jenis kelaminnya sama, adalah dengan memperhatikan ciri-ciri berikut ini:

1. Bentuk ujung ekor
Secara umum, ujung ekor lovebird jantan terlihat lebih lancip daripada burung betina yang ujung ekornya selalu mengembang atau lebih lebar / tumpul. Ini bisa menjadi salah satu petunjuk, meski bukan bersifat mutlak, sehingga diperlukan beberapa tengara lain yang akan diuraikan dalan penjelasan berikutnya pada artikel ini.

2. Bentuk ujung sayap
Ujung sayap juga sering dijadikan tengara dalam membedakan jenis kelamin lovebird. Pada burung jantan, ujung ekor sering terlihat dalam posisi menyilang. Sedangkan pada burung betina dalam posisi terbuka atau tidak menyilang.

Ada dua gambar di atas. Mari kita lihat dulu gambar di sebelah kiri. Ujung sayap yang menyilang sehingga seperti menguncup adalah lovebird jantan. Sebaliknya ujung sayap pada burung betina cenderung terbuka dan tidak menyatu.
Hal serupa juga terlihat pada gambar di sebelah kanan. Nah, silakan ditebak sendiri mana yang jantan dan mana yang betina, sesuai dengan penjelasan di atas.
Selain cara-cara tersebut di atas, ada beberapa cara lain yang bisa digunakan dalam menentukan jenis kelamin burung, yaitu dengan melihat perilakunya. Detail lengkap masalah ini bisa dibuka kembali di halaman ini.
Proses perjodohan

Sekarang kita masuk ke proses perjodohan. Beberapa penangkar lebih menyukai menjodohkan beberapa ekor burung lovebird, jantan dan betina, dalam satu kandang besar atau kandang koloni. Dengan demikian, burung akan mencari jodoh masing-masing, sesuai dengan preferensi atau kesukaannya.
Metode ini memang praktis, karena pasti akan ada burung yang berjodoh. Karena itu, para penangkar pemula biasanya menggunakan cara seperti ini.
Lalu, bagaimana jika kita hanya punya seekor lovebird jantan dan seekor lovebird betina yang belum berjodoh, misalnya didapatkan dari sumber yang berbeda? Proses perjodohannya tentu membutuhkan waktu, karena sebelumnya mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
Yang dibutuhkan adalah kandang burung yang dilengkapi dengan sekat. Sekat ini berfungsi untuk membatasi gerakan burung agar tidak berinteraksi langsung. Ini penting untuk mencegah salah satu burung menyerang burung lain, atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses perjodohan berlangsung.
   
Jika tidak memiliki kandang perjodohan seperti di atas, Anda bisa menyiasatinya dengan saling menempelkan kandang harian, dengan posisi tenggeran saling sejajar atau lurus. Usahakan kedua sangkar tidak terlalu sering dipindah-pindah. Lebih baik lagi jika penempelan kedua sangkar dilakukan dengan cara digantung di tempat yang tenang, misalnya dalam ruangan khusus.
Setelah kandang perjodohan sudah disiapkan, berikutnya memasukkan kedua burung dalam kandang secara terpisah. Selama beberapa hari, pantau terus perkembangan kedua burung. Biasanya burung mulai saling mendekat, beradu paruh, meski dengan gerakan terbatas (karena dibatasi sekat). Jika hal tersebut terpantau, maka proses penjodohan sudah mulai berjalan dengan baik.






Friday, 13 March 2015

LOVE BIRD NON KLEP / MUKA SALEM

"LOVE BIRD NON KLEP / MUKA SALEM"


Lovebird Non Klep / Muka Salem (Agapornis Roseicollis), juga dikenal Sebagai  Peach  Lovebird,  adalah spesies  Lovebird  asli  daerah kering di barat daya Afrika seperti Gurun Namib.  Sebuah chirper keras dan konstan, burung-burung INI adalah hewan yang sangat sosial dan sering berkumpul dalam kelompok kecil di alam liar.  Lovebird Non Klep / Muka Salem makan sepanjang hari dan mandi sesering mungkin. Warna dapat sangat bervariasi di antara populasi. Bulu adalah identik dalam pria dan wanita. Lovebird yang  terkenal  karena posisi tidur mereka di  mana mereka  duduk  dengan sisi- sisi dan mengubah wajah  mereka di  satu sama lain. Juga, wanita baik dicatat untuk merobek bahan baku menjadi strip panjang, "kelok-dasi" mereka ke punggung mereka, dan terbang kemudian kembali membuat sarang.



Lovebird Non Klep / Muka Salem adalah umum dalam industri hewan peliharaan, meskipun Lovebird Non Klep / Muka Salem sering tidakdi besarkan.


 

TAXONOMY

Hal ini dijelaskan oleh ahli ilmu burung Prancis, Louis Jean Pierre Vieillot tahun 1818. Ini pada awalnya bernama roseicollis Psittacus tetapi kemudian pindah ke Agapornis genus dengan Lovebird lain.

Dua subspesies diakui: 
1.    Agapornis roseicollis, (Vieillot, 1818)
2.    Agapornis roseicollis catumbella, B.P. Hall, 1952 - Angola
3.    Agapornis roseicollis roseicollis, (Vieillot 1818) - Namibia, Botswana, dan Afrika Selatan.

Lovebird Non Klep / Muka Salem merupakan burung yang cukup kecil, 17-18 cm dengan panjang sayap rata-rata 106 mm dan panjang ekor 44-52 mm. Warna bulu burung liar ini sebagian besar hijau dengan pantat biru. Wajah dan tenggorokan adalah merah muda, paling gelap di dahi dan di atas mata. RUU ini tanduk berwarna, iris berwarna coklat dan kaki berwarna abu-abu. Warna merah muda dari r A. roseicollis lebih ringan daripada r A. catumbella. burung Juvenile memiliki wajah merah muda pucat dan tenggorokan, mahkota kedepan kehijauan dan mahkota, dan paruh memiliki basis kecoklatan.

HABITAT ASLI

Lovebird  Non kelp / Muka  Salem  ini  mendiami  daerah kering, negara terbuka di barat daya  Afrika.  Jangkauan memanjang dari  barat daya  Angola  di sebagian besar  Namibia ke lembah  Sungai  rendah  Orange di barat laut  Afrika Selatan.  Hidup sampai  1.600 meter di atas  permukaan laut  di  hutan  berdaun lebar, semi-gurun, dan daerah pegunungan. Hal ini tergantung pada  keberadaan sumber air  dan berkumpul disekitar kolam untuk minum.


Keluar dari penangkaran sering terjadi di banyak bagian dunia dan burung liar tinggal di daerah metro Phoenix Arizona dimana mereka hidup di berbagai habitat, baik perkotaan dan pedesaan. Beberapa tinggal di Cacti dan lain-lain telah dikenal untuk pengumpan sering dalam kelompok berukuran layak.




STATUS KONVERSI

Populasi telah berkurang di beberapa daerah dengan menjebak untuk perdagangan hewan peliharaan. Namun  angka  mungkin telah meningkat di bagian lain  karena  penciptaan manusia  dari sumber air barudan pembangunan struktur buatan yang memberikan lokasi sarang baru. Karena itu spesies ini digolongkan sebagai Kurang mengkhawatirkan oleh Uni  Internasional untuk  Konservasi Alam (IUCN).
  

PERILAKU LOVEBIR

Lovebird 
Non Klep / Muka Salem memiliki berbagai crecetan kasar dan panggilan jeritan.


DIET

Diet Lovebird 
Non Klep / Muka Salem ini terutama terdiri dari biji dan buah. Ketika makanan berlimpah, mungkin berkumpul dalam kelompok berisi ratusan burung. Kadang-kadang dapat menjadi hama di daerah pertanian makan pada tanaman seperti millet.


PENGEMBANGBIAKAN

Mencari sepasang burung Lovebird 
Non Klep / Muka Salem ini untuk pembibitan tidak mudah karena seks mereka tidak mudah ditentukan. Jenis kelamin bisa ditentukan oleh jarak antara tulang panggul pada pria yang berukuran 1-3 mm sementara mengukur 6-8  mm  pada wanita. Sarang ini  dibangun dalam celah batu atau  dalam  kompar temen  dari  komunal  sarang besar yang dibangun oleh Weavers Sociable.  Struktur buatan manusia seperti atap rumah dapat juga digunakan.  4-6 telur  diletakkan antara Februari dan April. Mereka kusam putih dan  mengukur  23,5 mm 17,3 mm. Mereka  diinkubasi selama 23 hari. Burung- burung  muda menjadi dewasa setelah 43 hari.


PENANGKARAN

Lovebird 
Non Klep / Muka Salem adalah salah satu beo lebih umum disimpan di penangkaran, karena ukurannya yang kecil dan kemudahan perawatan dan penangkaran. Burung-burung disimpan sendiri atau berpasangan, meskipun mereka sering agresif, dan cenderung ikatan terhadap satu individu, baik itu manusia atau burung, dan mungkin tidak bergaul baik dengan orang lain atau hewan peliharaan. Lovebird tidak selalu akur, dan mungkin harus dipisahkan.